Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

Rabu, 14 April 2010

Sejarah dan Budaya Bengkulu

Sejarah


Nama Bengkulu diambil dari kisah perang melawan orang Aceh yang datang hendak melamar Putri Gading Cempaka, yaitu anak Ratu Agung, Raja Sungai Serut. Akan tetapi lamaran tersebut ditolak sehingga menimbulkan perang. Anak dalam, saudara kandung Gading Cempaka yang menggantikan Ratu Agung sebagai Raja Sungai Serut berteriak, "Empang ka Hulu - Empang ka Hulu" yang berarti hadang mereka dan jangan biarkan mereka menginjakkan kakinya ke tanah kita. Dari kata-kata tersebut maka lahirlah kata Bangkahulu atau Bengkulu. Orang Inggris menyebutkannya Bencoolen.

Budaya


Propinsi Bengkulu mempunyai 3 (tiga) suku besar yang memiliki peranan penting dalam mewarnai adat dan istiadat daerah Bengkulu, yaitu:
1) Suku Rejang, berpusat di Kabupaten RejangLebong
2) Suku Serawai, berpusat di Kabupaten Bengkulu Selatan
3) Suku Melayu, berpusat di Kota Bengkulu.
Propinsi Bengkulu yang terbagi menjadi 8 Kabupaten dan 1 Kota memiliki kesenian yang berbeda. Tari-tarian khas tradisional diiringi dengan alat musik seperti gendang, serunai, biola, rabana dan gong, kolintang dan rebab. Gong dan kolintang pada umumnya mengiringi tarian tradisional di wilayah pedalaman seperti: Tari Kejai (Rejang Lebong) dan Tari Andun (Bengkulu Selatan). Rebab dan Rebana untuk mengiringi tari Dendang di daerah pesisir. Gendang dan Serunai digunakan untuk mengiringi tarian yang bermotif silat (rendai). Disamping itu, terdapat pula jenis alat tabuh tradisional seperti Serdaun dimasyarakat Rejang Lebong.

Salah satu upacara tradisi yang menarik di Bengkulu adalah Tabut. Perayaan ini diselenggarakan di Kota Bengkulu selama 10 (sepuluh) hari mulai tanggal 1 sampai 10 Muharram. Upacara ini untuk mengingat peristiwa gugurnya Hasan dan Husen cucu Nabi Muhammad SAW, oleh Kaum Syiah, dari keluarga Yazid di Karabela-Irak pada bulan Muharram 61 Hijriah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar